Blog ini adalah sebuah blog yang berdasarkan pemikiran lebih dari satu orang. Juga merupakan hasil diskusi para ahli tentang anak-anak SMA sekarang.
readbud
Jumat, 20 November 2009
Kata Mutiara by : Angger Priyardhan
karena mimpi merupakan keinginan di dalam hatimu ayang ingin kamu wujudkan namun hanya tersimpan dalam hatimu.
jika kamu yakin dapat terwujud,maka akan terwujud nyata oleh angan dan terwujud menjadi kenyataan jika kamu berusaha mewujudkannya.
Kamis, 19 November 2009
Para Penulis "Students Of Senior High School"

mereka Adalah,Imam,Dedy,Taufic,Angger,Heny,Vita.
Siswa kelas XI Ipa 2 SMAN 2 MRANGGEN.
Rabu, 18 November 2009
tips belajar agar tidak membosankan
- belajar sambil mendengarkan musik asyik juga luh..
- belajar sebaiknya dilakukan sepertiga malam
- belajar tidak harus lama-lama yang penting dapat dilakukan secara rutin
- belajar dengan teman sekelompok/ bareng-bareng
- belajar sambil mengemil but, jangan berlebihan
- kalu lagi bete mending nggak usah belajar, yang ada malah nggak masuk pelajarannya
- lakukan belajar dengan niat
- belajar dengan serius tentunya
- belajarlah karena kamu ingin menghilangkan kebodohan
by : Heny :))
Selasa, 17 November 2009
Kesiapan Hati
zaman sudah berubah menjadi zaman yang aneh,jadi kita harus mulai siap diri,jiwa,raga,dan Hati.
Di seluruh dunia sudah terjadi banyak kejadian yang diluar akal pikiran yang masih tinggal di masa lalu atau yang tinggal di pedalaman,walau terkadang banyak juga yang terjadi di pedalaman yang tidak masuk akal.
Rabu, 04 November 2009
suster ngesot di SMA
Nih ada cerita ttg penampakan suster ngesot di SMA ku tapi ini bukan pengalaman pribadi.
Cerita waktu mo ada festival band antar SMA, nih teman2 kakakku yg alami kejadiannya, anak2 band latihan di ruang kesenian, karena udah mepet waktunya ama acara, latihan di lembur sampe malam tiap hari. nah waktu itu yg latihan tinggal 2 orang aja, dah waktunya sholat maghrib, salah satu pamit mo ke musholla dulu, sebelum ke musholla dia ajak temannya tapi bilang ntar dulu mo selesain aransemen bentar.
Akhirnya ditinggal sendiri deh tuh anak, waktu sendirian di ruang kesenian dia denger ada suara seperti sesuatu yg di seret di lantai di lorong depan ruang kesenian, pertama kali dia mikir yg datang temannya, waktu manggil nama temannya ga ada jawaban sama sekali,
trus dia keluar mencari sumber suara itu, waktu sampe di lorong dia liat ada cewek jalannya ngesot pake baju seperti perawat, tapi dia ga sempet liat muka tuh ce karena dia liatnya dari belakang, akhirnya tanpa sempat menutup pintu ruang kesenian tuh anak langsung kabur ke musholla nyari temannya yg lagi sholat disana
CINTA SMA
kutantang kau dengan riak hujan,
kutantang kau dengan badai topan,
kutantang kau dengan terik siang,
kutantang kau dengan kicau malam,
kutantang kau dengan indahnya malam seribu bulan,
akankah ini menggantikan?
riak hujan itu indah,
asalkan kita merasakan tiap tetesnya,
deru angin itu menyenangkan,
asalkan kita merasakan tiap hembusnya,
terik siang itu indah,
asalkan ada kepak sayap penghilang panas,
kicau malam itu indah,
asalkan ada api hangat dalam hati kita,
malam seribu bulan itu indah,
bahkan tak ada kata untuk mendeskripsikannya,
begiTu banyak kenangan yg terukir dari masa” SMA dari setiap insan remaja; pengalaman cinta, bersahabat, bersosialisasi, dan bertumbuh dalam proses pendewasaan. . .
Di Rumah Anak Manis, di Luar Bikin Miris
Di Rumah Anak Manis, di Luar Bikin Miris by: taufic ismail
KEBEBASAN berkelompok dan berkumpul tampaknya belum dipahami secara positif oleh kalangan remaja. Pola pikir yang masih labil dan kurangnya kasih sayang seringkali berbuah tindakan menyimpang. Apalagi jika nilai dan budaya yang masuk serta tersedia di lingkungan sekitar negatif, maka tidak mustahil dengan mentah akan ditelan anak baru gede (ABG).
Anggapan demikian agaknya tepat ketika menyimak sepak terjang Geng Nero, kelompok cewek ABG asal Juwana, Pati. Untuk menunjukkan keakuannya dan tak ingin tersaingi kelompok atau individu lain mereka menempuh jalan apa pun, termasuk kekerasan.
Sejumlah bukti dan kesaksian telah menguak perjalanan geng yang terbentuk dua tahun lalu sewaktu tujuh anggotanya duduk di kelas VIII SMPN 1 Juwana. Eksistensi geng yang awalnya hanya kumpulan cewek-cewek penghobi basket, seiring berjalannya waktu mengarah pada komunitas yang sangar dan ditakuti.
Seorang guru olahraga SMPN 1 Juwana Drs Suyitno Yuwono mengaku tidak mengenal geng tersebut. Namun, dia pernah membina salah satu pelaku kekerasan yang ada di rekaman video geng nero, TK, dalam ekstrakurikuler bola basket.
"TK dulu memang menjadi tim inti dalam tim bola basket putri SMPN 1 Juwana. Dia juga menjadi salah satu siswa yang mengantarkan tim kita juara III pada Kejuaraan Bola Basket Bupati Cup 2006," ujarnya sambil menunjukkan tropi, kemarin.
Mengenai tiga mantan siswanya yang saat ini menjadi tersangka tindak kekerasan, RT, MY, dan YK, Suyitno mengaku tidak mengenalnya secara pasti. Karena itu setelah terkuak ulah mereka yang di luar batas, dia dan segenap guru SMP itu terkejut.
Beberapa guru perempuan di sekolah tersebut saat dimintai keterangan mengatakan, tak tahu persis aktivitas ketujuh mantan siswanya yang tergabung dalam Geng Nero. Mereka justru mengungkapkan bahwa RT, MY, YK, dan TK tak pernah neko-neko di sekolah.
Setiap diberikan tugas dan dipanggil menghadap juga tak pernah membantah. Mengenai disiplin, absensi para gadis belia itu juga tak pernah nihil, kecuali sakit atau izin untuk keperluan tertentu.
Sikap demikian tak lantas menjamin mereka berperangai baik di luar. Berdasar kesaksian seorang korban kekerasan Geng Nero, ES, yang saat ini belajar di SMPN 3 Juwana, penganiayaan juga pernah menimpa dirinya setahun lalu. Dari pengakuan itu menguatkan dugaan aksi kekerasan mereka dilakukan sejak SMP karena saat ini keempat pelaku mengenyam pendidikan di kelas X SMA.
Bahkan korban itu pernah mengatakan aksi lebih sadis dari vi-deo yang beredar juga pernah dilakukan Geng Nero. Dia juga menyebut jumlah korbannya mencapai lebih dari 30 orang namun tidak semua berani mengaku. Keinginan mendapat pengakuan atas geng mereka, terbukti dari motif kekerasan yang menimpa ES. Tak merasa menghina atau menjelek-jelekkan Geng Nero, dia tiba-tiba saja dicegat saat pulang sekolah dan dianiaya. Padahal dia hanya terkena fitnah temannya.
Perekonomian Keluarga Kenakalan remaja putri yang melebihi laki-laki itu juga tak tampak di lingkungan keluarga mereka. Dari hasil interview Balai Pemasyarakatan (Bapas) Pati kepada para orang tua pelaku menyebutkan, saat di rumah mereka anak manis. Setiap ke luar rumah selain pergi sekolah, anggota Geng Nero selalu pamit. Namun siapa menyangka jika izin mengikuti pelajaran tambahan dan ekstrakurikuler justru dimanfaatkan untuk kumpul-kumpul yang menjurus ke tindakan kriminal.
Kalau dikatakan mereka tak ingin disaingi karena strata sosial keluarga tinggi, tampaknya tidak tepat. Personel Geng Nero berangkat dari keluarga yang kondisi ekonomi keluarganya tergolong lumrah dari masyarakat kebanyakan. Hanya saja, dua orang di antara mereka tidak didampingi ayahnya di rumah karena bekerja di luar daerah dan satunya lagi broken home.
Dari keterangan yang berhasil dihimpun Suara Merdeka, tingkat perekonomian keluarga anggota Geng Nero yang paling menonjol adalah RT. Dia berasal dari keluarga petani tambak yang cukup sukses sehingga dari segi materi lebih berkecukupan dibanding lainnya yang hanya pedagang di pasar dan MC (master of ceremony) pertunjukan.
Potret demikian memunculkan beberapa kesimpulan yang beragam. Bisa jadi potensi mereka sebagai pebasket tak ingin disamai atau justru karena merasa tersaingi jika melihat penampilan cewek sebaya melebihinya. Atau justru karena faktor pencarian jati diri yang salah arah lantaran perhatian dan kasih sayang orang tua sebagai unsur pendidik kedua bagi anak minim akibat kesibukan dan kondisi keluarga yang berantakan.
Generesi Tinggal Landas
Generesi Tinggal Landas by : angger priyardhan
Bahasa anak muda sekarang, sulit dipahami oleh kita-kita yang berusia lebih tua. Jangankan memakai Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD), penulisan kata-kata yang biasa saja telah dijungkirbalikkan sedemikian rupa. Itu merupakan
salah satu cara mereka menunjukkan eksistensinya.
huhuhu...
yaH,,tKdaNg b'gaNk iTu ad ga eNk'y jg yK..???
tp mU gMn Lg..udH kLopP'y ma mRk,,,
t'sEraH ap kT oRg,,,
mU g'sUka,,ll'feel,,mU juTek,,n' bLa..bLa..bLa..
kg peduLi dagH,,
yg pNtg qT ttp b'sMa,,koMpaK,,
ad yg LewaT y,,cuEkiN
(HEHE,,KIDDING...)
What? Tulisan macam apa itu? Musti membaca berkali-kali hingga kita bisa menangkap maksud penulisnya.
Memang kata-kata itu terasa ganjil bagi kita yang terasing dengan bahasa gaulnya anak sekarang. Tetapi perlu disadari
bahwa itu semua adalah hasil sintesis dari benturan-benturan peradaban yang sedang berlangsung, sebuah
kebingungan plus pergolakan untuk menunjukkan eksistensi diri "ABG". Ekspresi, benturan budaya sekaligus rasa gagap
terakumulasi dalam kehidupan anak muda yang mengejawantah lewat hasil kemajuan teknologi "sesepuhnya".
Media, apa saja bentuknya yang penting bisa sebagai media pelampiasan, ingin diapresiasi kembali dan memberikan
warna baru dalam jagad teknologi ini. Mereka tidak ingin kalau media hanya diduduki oleh para "sesepuhnya", mereka
menginginkan persamaan hak dalam menikmati kemajuan dari rahim zamannya.
Media komunikasi bukanlah sekedar tempat memperbincangkan politik, bisnis, berita maju mudurnya bangsa, naiknya
harga kebutuhan pokok yang terus menghimpit kondisi perekonomian orang tua mereka.Kata mereka: harus ada warna
baru, sensasi yang beda dalam media informasi. Dari sinilah terciptakan kata-kata,adegan-adegan yang memang bukan
untuk disandiwarakan, dipura-purakan, melainkan sebuah kenyataan. Mereka para pencipta peradaban baru meskipun
peradaban yang entah berantah dan keluar dari epistemologi "adab".
Kemunculan perilaku di kalangan anak muda merupakan kerinduan mengenai sesuatu yang beda, sebuah motivasi
untuk hadir, sebuah kerinduan untuk menunjukkan: ini dadaku!.Tampil dan eksis. Membuat budaya tandingan dengan
penduhulunya,mereka tak mau dikatakan membebebek para "sesepuhnya yag terlihat "ndeso". Mereka ingin meniru
perilaku superior, layaknya supermen dengan gesit dan tangkasnya dalam bertindak sehingga menimbulkan kejutankejutan.
Ini adalah "shock terapy" bagi orang tua.
Demam eksis bukanlah sesuatau yang abnoramal, begitu Ainun Najib mengatakan,. Ia sah dan wajar dan amat
manusiawi. Itu vitalitas pribadi. Energi hidup. Potensi. Anak kita begitu nakal, tapi ini suatu potensi: setiap perwujudan
potensi butuh modus, bentuk media, atau saluran-saluran.
Persoalannya ialah, bentuk-ragam lingkungan social budaya kita seberapa banyak dan berkualitas menyediakan
kemungkinan untuk itu. Atau, dalam prinsip-prinsip kreativitas, apakah pendidikan bagi manusia-manusia serta
kebiasaan-kebiasan kehidupan mendorong mereka untuk mencari manefestasi dari potensinya masing-masing.
Kemudian apakah masyarakat mampu menampungnya dan memberi ruang gerak baginya. (Emha Ainun Najib.
Ambil contoh: gank nero misalnya. Ia adalah manefestasi bahwa perempuan juga kuat, bisa berkelahi. Perempuan
bukan identik dengan kefeminimannya yang selama ini diciptakan dalam benak kita. Mereka juga bisa membuat
perkumpulan, menggalang rasa solidaritas diantara anggota, perempuan. Mereka juga ingin di hormati, ditakuti. Mereka
tidak ingin menjadi objek terus tetapi menjdi subjek yang memainkan pergaulan. Mereka tak mau diperkosa kalau bisa
gantian mereka yang memperkosa. Hanya saja cara mengekspresiakan wujud pemberontakan salah "empan-papan".
Pemberontakan mereka seharusnya dimulai dari paradigma yang selama ini dibangun oleh masyarakat. Karena selama
ini paradigma mengenai solidaritas, rasa superior, dihormati terlebih dahulu dengan menciptakan gank, berubah menjadi
rahwana, buta yang menakutkan. Ini adalah peninggalan peradaban yang minim kreativitas, sepi dari filosofi.
Rasa dihormati tak perlu dengan membentuk perkumpulan yang menyeramkan, dengan wajah garang, rambut acakacakan.
Kita harus ingat dengan nilai-niai luhur yang mengatakan bahwa" ngluruk tanpo bolo, sekti tanpa aji, menang
tanpo ngasorake", pitutur luhur ini menegaskan bahwa untuk menjadi orang disegani tidak selalu dengan berwajah
garang atau bersikap tangan besi kepada orang lain.
Rasa hormat bisa dibangun lewat kecerdasan itntelektual, maupun kesalehan spiritual maupun social. Fenomena yang
berkembang di kalangan anak-anak muda merupakan bentuk krisis. Krisis apa? Bisa krisis kreativitas, krisis
keterbatasan untuk memaknai nilai-nilai agama maupun norma-norma atupun krisis untuk mengekspriskan potensi diri.
Anak-anak kita bukan lagi sebuah layang-layang, yang berlenggak-lenggok diangkasa tapi masih kita kendalikan. Anakanak
kita adalah sebuah pesawat dan dikemudikan oleh dirinya sendiri. Mereka telah meninggalkan landasan dan
melesat entah kemana. Apakah ia akan mendarat pada peradaban yang luhur atau mereka hanya akan terperosok ke
lembah kehancuran. Saat ini mereka bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya. Melesat dengan cepat, tepat
sasarannya dari anak panah tergantung dari kita bagaimana kita mengarahkan anak panah tersebut ketika masih
diantara busur dan gendewa. Artinya baik buruknya anak tergantung didikan keluarga, kebiasan keluarga menanamkan
nilai-nilai kebaikan.
Kenakalan remaja bukanlah timbul dari satu factor saja, melainkan banyak factor yang menyelimuti keadaan mereka.
Anak ibaratnya sebuah senyawa kompleks yang ditentukan dari ligan-ligan yang menyumbangkan "electron peradaban"
pada pemikiran yang akhirnya membentuk sifat yang komplek pula. Seringkali kita menyalahkan lembaga pendidikan
yang tak becus mendidik atau menyalahkan lingkungan sekitar kita yang notabenenya memang sudah salah. Kita
memang tak pernah berfikir dari perilaku kita senddiri.
Anak adalah bentuk copy diri kita. Copy-an sifat yang dibawa oleh DNA yang tersimpan pada Sperma dan indung telur.
Sedangkan keduanya tersimpan dalam tempat yang di set memang untuk merekam perilaku kita. Ibaratnya dia adalah
kotak hitam pada sebuah pesawat, yang merekam segala komunikasi yang kita lakukan. Jadi perilaku kita sebelum
berkeluarga juga menyumbang factor penentu sifat pada diri anak. Ini belum lagi ditambah saat kita melakukan Saresmi,
apakah kegiatan yang begitu sakral ini diselimuti nafsu atau memang bertujuan ingin menitiskan benih yang unggul
sehingga memunculkan "bocah" yang berakhlak mulia.
Begitu sacral kegiatan "dua insan" itu maka tercipta berbagi pantangan yang tidak boleh dilakukan. Dalam ayat Al qur'an
disebutkan bahwa kita diperintahkan menggauli istri kita dengan cara yang ma'ruf (baik). Karena kegiatan tersebut
merupakan proses yang menentukan baik-buruknya anak yang efeknya bukan hanya kepada orang tuanya melainkan
juga masyarakat luas. Sayangnya kegiatan tersebut dewasa ini semakin jauh dari semangat ibadah dan lebih terkesan
kegiatan "senang-senang" ,tak ayal jika sekarang marak terbitnya kaset-kaset yang menggurui kegiatan tersebut, atau
konsultasi yang mengarah kepada kepuasan bukan mengarah bagaimana mengajarkan cara-cara yang baik.
Sekali lagi kenakalan remaja tak hanya tercipta oleh factor lingkungan, melainkan sebuah hasil reaksi dari berbagi
komponen (perilaku) yang akhirnya mengendap dibawah sadar anak. Kenakalan remaja adalah protes keadaan, waktu,
yang disalurkan lewat anak mengenai miskinnya Uswatun hasanah . karena seringkali terjadi antara ucapan orang tua
saat menasehati anak tidak sesuai dengan perilakunya sendiri. Saatnya berhenti memberikan ceramah jika memang kita
memang tak patut jadi juru ceramah kerana itu semua hanya akan membuat jurang yang lebar antara kata dan
perbuatan.
Edan! Anak-anak zaman sekarang! Edan!
Rasa-nya bebal, tidak tanggap ing sasmita
Tepat, bapak! Aku edan karena turunan
Batin penuh debu, diajari tanggap ing pamrih
Thole! Kamu tidak mengerti winarah
Tak tahu utara selatan!
Arah, bapak, hanyalah sebuah kesepakatan
Yang kini ditikam pengingkaran
Cerai selatan dan utara
Lalu bentur, lenyap di cakrawala
Timur barat bersilang tindih
Kaki naik podium, kepala merintih!
(Emha Ainun Najib)
Harus kita ingat bahwa "anak polah bapa kepradah" (segala tingkah laku anak pasti akan membawa persolan baru untuk
orang tua), begitu juga sebaliknya, "bapo polah anak kepradah", tingkah laku orang tua juga akan menjadi kiblat sang
anak bahkan bisa menjadikan anak-anak menjadi pembantah yang sejati.
"Hai orang –orang yang beriman jaga lah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya dari
manusia dan batu; pejaganya malikat-malikat yang kasar dan keras, yang tidak mendurhakai kepada Allah terhadap apa
yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. ( Q.S. AT Tahrim :6)
Penulis adalah mahasiswa Pendidikan Kimia, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
